Warren Buffett Ungkap 5 Kebiasaan yang Buat Orang Tetap Miskin

Berita, Ekonomi, Umum143 Dilihat

5 kebiasaan yang buat orang tetap miskin

Dilansir dari Watan, berikut ini lima kebiasaan yang buat orang tetap miskin menurut Warren Buffett:

1. Suka berutang

Kebiasaan suka berutang adalah salah satu dari kebiasaan yang membuat seseorang tetap miskin.

“Hal terpenting yang dapat Anda lakukan jika Anda berada di dalam lubang adalah berhenti menggali,” kata Buffett.

Nasihat ini menggarisbawahi perlunya mengakhiri siklus utang. Utang kartu kredit dan pinjaman konsumen menciptakan lingkaran setan di mana bunga majemuk bekerja untuk merugikan, bukan memberikan manfaat.

Membangun kekayaan menjadi hampir mustahil ketika seseorang membayar bunga kartu kredit sebesar 15, 20, atau bahkan 25 persen.

Setiap bulan, uang hasil jerih payah digunakan untuk membayar bunga dan bukan untuk menabung atau berinvestasi, sehingga semakin sulit untuk keluar dari lingkaran utang.

“Jika Anda membayar bunga utang sebesar 1 persen, hal pertama yang akan saya lakukan dengan uang yang saya miliki adalah melunasi utang tersebut,” tutur Buffett.

2. Tidak mengembangkan kemampuan diri sendiri

Kebiasaan lain yang membuat seseorang tetap menjadi miskin adalah mengabaikan investasi pada diri sendiri. Maksudnya, uangnya tidak digunakan untuk pengembangan diri sendiri.

“Investasi terbaik yang bisa Anda lakukan adalah pada diri Anda sendiri,” ungkap Buffett.

Dia mempraktikkan apa yang dia ajarkan. Di awal karirnya, dia berinvestasi dalam kursus atau pelatihan berbicara di depan umum Dale Carnegie.

Menurut Buffett, pelatihan berbicara di depan umum tersebut dianggapnya sebagai titik penting dalam perjalanannya.

Berinvestasi pada diri sendiri melibatkan pengembangan keterampilan yang meningkatkan potensi penghasilan melalui pendidikan formal, sertifikasi profesional, atau pengembangan pribadi.

Mengabaikan pengembangan diri sering kali berawal dari pemikiran jangka pendek. Namun, hasil dari pengembangan diri akan terakumulasi dari waktu ke waktu, membuka pintu dan menciptakan peluang yang tadinya tertutup.

Baca juga: Studi Ungkap Beda Wajah Orang Kaya dan Miskin, Seperti Apa?

3.Terlalu mengikuti tren terkini dalam investasi

Buffett menilai, kebiasaan selalu mengikuti tren terkini dalam berinvestasi juga bisa membuat seseorang akan tetap miskin sepanjang waktu.

“Jadilah takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut,” ucap Buffett.

Hal ini menyoroti bahaya “mentalitas kerumunan” yang sering kali mengarah pada pembelian pada harga tinggi dan penjualan pada harga rendah.

Media sosial memperkuat tren ini, mendorong keputusan finansial yang didorong oleh rasa takut ketinggalan (FOMO).

Tekanan untuk berinvestasi pada saham yang sedang tren, mata uang kripto, atau kegemaran investasi terbaru dapat menyebabkan kerugian signifikan saat “gelembungnya pecah”.

Kesuksesan Buffett berasal dari riset menyeluruh dan pemikiran independen, bukan dari mengejar tren pasar jangka pendek atau tips-tips populer.

4. Salah dalam penganggaran untuk menabung

Buffett mengungkapkan salah dalam penganggaran untuk menabung berpotensi mengakibatkan seseorang tetap miskin. Kondisi itu disebut sebagai “penganggaran terbalik”.

“Jangan menabung apa yang tersisa setelah belanja. Sebaliknya, belanjakan apa yang tersisa setelah menabung,” ujar Buffett.

Pendekatan ini melibatkan pengalokasian sebagian pendapatan secara otomatis ke tabungan dan investasi sebelum masuk ke rekening giro.

Maka, seseorang dipaksa untuk hidup dari sisanya, menciptakan jalur berkelanjutan untuk membangun kekayaan melalui penghematan yang sistematis.

Hal tersebut kemudian memastikan menabung menjadi sebuah kebiasaan, bukan hanya sebuah renungan.

Sepanjang kariernya, Buffett telah menunjukkan bahwa menabung dan berinvestasi secara konsisten adalah cara yang paling dapat diandalkan untuk membangun kekayaan.

5. Memiliki gaya hidup tinggi

Seseorang yang mengikuti arah gaya hidup tinggi hingga menjadi jebakan bagi dirinya sendiri, bisa membuatnya tetap miskin.

“Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera menjual barang yang Anda butuhkan,” tutur Buffett.

Meskipun menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Buffett masih tinggal di rumah yang dibelinya pada tahun 1958 dan mengendarai mobil sederhana.

Ini bukan tentang kekurangan, tetapi memahami bahwa setiap dollar yang dihabiskan untuk inflasi gaya hidup adalah uang yang tidak diinvestasikan untuk masa depan.

Jebakan gaya hidup ini terwujud secara halus dalam bentuk seringnya seseorang mengganti mobil, membeli gadget terbaru, atau tinggal di rumah yang lebih besar dari yang dibutuhkan.

Seiring waktu, pilihan-pilihan ini mengurangi kemampuan seseorang untuk membangun kekayaan nyata melalui investasi.

Pendekatan yang lebih berkelanjutan adalah hidup di bawah kemampuan finansial, terlepas dari peningkatan pendapatan.

Sumber : Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *